Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

[Inner Circle]

"The bigger you are, the smaller your inner circle is" -Unknown Saya bukan orang yang pilih pilih teman, tapi sahabat iya. Memang benar adanya kalimat diatas. Secara sadar atau ngga, semakin kita besar, inner circle kita semakin mengecil. Ini bukan kasus yang harus dikhawatirkan, memang sudah seperti hukum alam. Bukan karena gamau, tapi kita jadi lebih selektif aja. Semakin dewasa, kita cuma butuh teman yang sefrekuensi, teman yang bisa diajak diskusi, teman yang open minded, teman yang menghargai privasi satu sama lain, bukan teman buat hepi-hepi aja. Semakin kesini juga semakin kelihatan, mana yang pantas untuk diprioritaskan dan mau memprioritaskan balik. Karena sebagian orang selalu lupa dengan teori 'give and take'. Diluar dari kita semua udah punya dunia masing masing yang sibuk dan susah buat ngumpul, kita juga sudah terlalu capek sama segala macam drama pertemanan. Kita sudah terlalu capek dengan kata 'nga enakkan'. Kita sudah terlalu capek ...

[Yang Berani]

Gambar
Yang berani jatuh, akan bangkit Yang berani sakit, akan sembuh Yang berani patah, akan tumbuh Yang berani gagal, akan berhasil Yang berani hilang, akan berganti Yang berani terbentur, akan terbentuk Yang berani tersesat, akan menemukan jalan Yang berani perang, akan menikmati menang Yang berani mencoba, akan menemukan hasil Yang berani berlayar, akan menemukan dermaga Semua sudah pada porsinya masing masing, kita memang harus berani pergi untuk memaknai pulang. Semua hal punya pasangannya, siang dengan malam, laki laki dengan perempuan, begitupun dengan hal yang membuat kita belajar. Jangan risaukan, selalu ada jalan untuk mereka yang terus mencarinya. Nanti, semua akan benar baik baik saja, saat kata lelah tak lagi bermakna apa apa, saat kata istirahat justru jadi pertanyaan "itu apa?". Semua akan kau nikmati, diwaktu yang tepat, tidak terlalu cepat atau terlalu lama, dan dengan porsi yang pas, tidak kurang dan tidak lebih. 

[Kehidupan Adalah Ujian]

Ujian itu banyak bentuknya, banyak jenisnya, banyak rupanya, banyak wujudnya. Sesekali datang dalam wujud yang paling tak diinginkan. Seringkali datang dalam wujud yang membahagiakan. Tapi sering kali kita lupa, kalau yang membahagiakan juga bisa menyesatkan. Seringkali kita pikir ujian hanya datang dalam bentuk kekurangan harta, ditinggalkan oleh orang-orang tersayang, berbagai penyakit, status sosial yang rendah, dan hal-hal yang ditolak oleh setiap insan. Tetapi yang sering kita lupa ujian juga datang dalam bentuk yang membuat insan tersebut merasa aman. Seperti kekayaan, dikelilingi oleh orang banyak, status sosial yang melambung, jabatan, terkenal, dan hal hal yang sangat diinginkan. Ujian itu bukan hanya apa yang Allah ambil, tetapi juga apa yang sudah Allah beri. Ujian itu bukan hanya hal yang menyusahkan tetapi juga hal yang menyenangkan. Dengan demikian, kehidupan ini juga sejatinya adalah ujian. Ujian untuk mengukur siapa yang mampu bersyukur atau justru malah kufur ...

[Ibu]

Yang paling besar, hatinya Yang paling sabar, jiwanya Yang paling deras, doanya Yang paling tulus, cintanya Yang paling hangat, rahimnya Yang paling ikhlas, didikannya Yang paling nyaman, pelukannya Yang paling tenang, perkataannya Dia adalah sosok yang paling cerewet Sosok istimewa, cerminan malaikat, dan tempat pulangnya anak-anak, Ibu

[Ayah]

Yang paling besar, jiwanya Yang paling kuat, tulangnya Yang paling tangguh, raganya Yang paling deras, keringatnya Yang paling jujur, perkataannya Yang paling bijaksana, sikapnya Yang paling tulus, kasih sayangnya Yang paling berat, tanggung jawabnya Dia adalah sosok yang paling sering terlupakan Sosok pelindung, cerminan pahlawan, dan cinta pertama anak perempuannya, Ayah

[Dunia Bukan Rumah Kita]

"Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu didalam benteng yang tinggi lagi kokoh" -QS.An Nisa; 78 "Semua yang di bumi itu akan binasa" -QS Ar Rahman; 26 Terlepas dari ayat diatas banyak sekali ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan bahwasanya setiap yang bernyawa akan merasakan mati, akan berpulang menghadap sang illahi. Sesuai dengan waktu yang sudah kita sepakati dengan Allah sebelum kita dilahirkan didunia ini. Entah hari ini atau esok. Tua atau muda. Cantik atau jelek. Kaya atau miskin. Tanpa terkecuali, semua pasti akan meninggalkan dunia. Pasti. Karena sejatinya rumah kita bukan disini. Dunia bukan kampung halaman kita. Kampung halaman kita bernama akhirat. Lalu, bekal apa yang sudah kita persiapkan untuk dibawa pulang? Bekal yang kita bawa itu bukan kemewahan, bukan keelokkan paras, bukan hal hal yang bersifat duniawi. Bekal yang harus kita bawa itu cuma satu, namanya amal. Amal kebaikan yang sudah kita lakuka...

[Hati Adalah Raja Dalam Diri Manusia]

Hati, bukan hanya organ penting dalam diri manusia.  Hati adalah raja; sebagai pengendali dan cerminan. Hati itu pengendali. Kalau kita pikir tenaga kita ga kuat. Tapi hatinya kuat, jadi kuat. Kalau kita pikir otak kita ga mampu. Tapi hatinya mampu, jadi mampu. Apapun yang kita lakukan pakai hati, hasilnya pasti akan sampai ke hati. Ibaratkan raja, sang pengendali. Hati punya peran yang sangat penting dalam mengendalikan setiap insan. Hati itu cerminan. Kalau hatinya baik, pasti apapun yang dicerminkan oleh insan tersebut akan baik; sikapnya, tutur katanya, apapun yang dikerjakan pasti akan baik. Sebaliknya, kalau hatinya buruk maka apapun yang dicerminkan akan buruk.  Maka kamu adalah cerminan hatimu. "Sepasang mata adalah petunjuk. Sepasang telinga adalah corong. Lisan adalah juru bicara. Kedua tangan adalah sayap. Perut adalah kasih sayang. Limpa adalah senyuman. Paru paru adalah jiwa. Kedua pinggang adalah tipu daya. Dan hati adalah raja. Ketika rajanya bagu...

[Sesekali]

Sesekali Kita butuh jatuh Kita butuh gagal Kita butuh kecewa Kita butuh air mata Agar kita sadar kalau sang Esa juga punya rencana Sesekali Kita butuh dikritik Kita butuh dikasi tau Kita butuh diajak keluar Agar kita sadar kalau isi dunia bukan seluas kamar tidur Sesekali Kita butuh mengaku kalau kita sakit Kita butuh mengaku kalau kita lelah Kita butuh mengaku kalau kita stress Agar kita sadar kalau kita juga manusia yang butuh rehat 

[Ga tau, lagi pen nulis aja pt.3]

Kemarin sore dia pulang kerumah bercucuran air mata dan langsung membekap dikamar. Kelakuannya membuat seisi rumah cemas. Sudah beberapa kali pintu kamarnya diketuk, tapi ia masih enggan untuk membukanya. Setelah menangis semalam suntuk, pagi ini dia bangun dengan kantung mata segeda gaban. Dipandanginya wajah yang terpantul didepan cermin itu. "Gapapa" Kalimat itu keluar dari mulutnya tanpa aba aba. Pandangannya jatuh pada dua orang didalam bingkai yang terletak diatas nakas cermin itu. Bersamaan dengan tangannya yang menyentuh untuk mengambil bingkai itu, gawai yang tergeletak dikasur berbunyi. Ada telpon masuk disana, dari seseorang yang sudah sewindu bersamanya. "Selamat pagi" "Saya denger kamu belum mau buka kamar ya?" "Kan semalam sudah janji, sedihnya sampai situ aja" Dia hanya diam, tidak merespon sama sekali. "Hey, dengar saya ya. Pada akhirnya kita semua memang akan kembali sendiri. Entah ditinggalkan atau justru ...

[Dua Jiwa Dalam Satu Raga]

Gambar
Hilang datang, datang hilang Suka sukanya, tidak peduli sekitar Yang satu sedih Yang satu lagi bahagia bukan main Masih baik Yang satu marah Yang satu lebih sadis Tak ada yang mau damai Bisa gila Raganya menyerah Jiwanya meronta Putih? Bukan Hitam? Apalagi Aku siapa? Siapa aku?

[Disana - Disini]

Disana Ada yang berdiri gagah menghadap langit mensyukuri asa Sesekali berfokus pada gawai digenggamannya Membagi beberapa cerita yang entah untuk siapa Tapi yang jelas, ada sepercik tawa disana Disana Tak hanya dia tetapi juga mereka yang menghabiskan waktu dengan bahagia Bersenda tawa membawa cerita ketika pulang tiba Tentang perjalanan ke negeri antah berantah yang telah lama terencana Disini Ada yang bersujud pasrah menghadap yang Esa Menengadah tangan memohon dikenalkan dengan dia yang tak dikenal Menaruh percaya diatas rata rata Yakin diletakkan diatas sebuah harapan. Disini Seorang wanita menanti yang tak pasti Bercerita sendiri tentang bagaimana melawan sepi Dengan harap penuh ada yang datang menemani Tak hanya singgah, tapi menentap hingga nanti

[Teruntuk, 2020. Mari bekerja sama]

Mari bekerja sama untuk menebus segala hal yang belum terpenuhi di 2019. Mari bekerja sama untuk memanfaatkan waktu dengan maksimal yang diberi sama Allah. Mari bekerja sama untuk mengabulkan wish list baru. Mari bekerja sama untuk menjalankan rencana kehidupan yang sudah dirancang oleh Allah. Mari bekerja sama untuk belajar lebih banyak hal, lagi. Mari bekerja sama untuk lebih mencintai dan memprioritaskan diri sendiri terlebih dulu. Mari bekerja sama untuk mempersiapkan diri untuk menerima kejutan luar biasa dari Allah. Mari bekerja sama untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi. Mari bekerja sama untuk membuat diri sendiri bangga, terlebih dulu. Mari bekerja sama untuk berdamai dengan diri sendiri. Mari bekerja sama untuk melakukan ibadah dengan ikhlas dan maksimal. Dan terakhir, mari bekerja sama untuk mengabulkan semua yang diatas :)

[Teruntuk, 2019. Terimakasih dan maaf]

Terimakasih untuk segala nikmat yang masih ada sampai saat ini; iman, sehat dan waktu. Terimakasih untuk waktu singkat yang melahirkan banyak pengalaman, cerita dan rasa. Terimakasih untuk setiap masalah yang mengajarkan banyak hal lebih; lebih berani, lebih kuat, lebih sabar, lebih percaya dan lebih ikhlas. Terimakasih sudah memberi waktu untuk menikmati kejutan kejutan dari Allah. Terimakasih sudah bekerja sama untuk mengabulkan beberapa wish list yang ditulis dari lama. Terimakasih sudah menghadirkan orang orang luar biasa. Dan maaf. Maaf untuk semua waktu yang disia-siakan. Maaf untuk beberapa wish list yang belum terpenuhi. Maaf untuk hal hal yang dilakukan dengan tidak maksimal. Maaf untuk hal hal yang mungkin mengecewakan diri sendiri dan orang lain. Maaf belum bisa mencintai dan memprioritaskan diri sendiri terlebih dulu. Maaf belum bisa memberikan yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain. 2019 Sudah cukup luar biasa. Tahun depan kita buat ya...