[Dekap]
Diujung dermaga beratapkan langit
Ku tuliskan pesan tersirat dalam surat yang siap dibawa membumi oleh matahari
Cahayanya memancarkan harapan
Angin siap jadi saksi pengabulannya
Malam, ketika aku pulang kedalam pangkuan ibu dengan langkah kaki yang entah berapa kali tersuruk dan terantuk untuk bercerita banyak tentang;
Tentang pahit manis kehidupan
Tentang lembar-lembar yang dilayangkan
Tentang Penolakan
Tentang keringat dan air mata
Hingga tentang diri yang masih belum ketemu jati
Tapi pesan ibu selalu menenangkan,
"Hidup harus berani dan yakin"
Kalimat remeh-temeh yang berhasil menghidupkan kembali api semangat yang mulai redup
Sederas ombak doa-doa yang aku langitkan
Setegar karang usaha yang terus aku lakukan
Masih dalam pangkuan, aku meredam diri dengan merapal beberapa ingatan
Melawan kehidupan dalam eratnya pelukan
Raga yang hampir tumbang akibat paksaan keadaan
Diriku bertanya dengan pelan, "Inikah bentuk keadilan?"
Ku tuliskan pesan tersirat dalam surat yang siap dibawa membumi oleh matahari
Cahayanya memancarkan harapan
Angin siap jadi saksi pengabulannya
Malam, ketika aku pulang kedalam pangkuan ibu dengan langkah kaki yang entah berapa kali tersuruk dan terantuk untuk bercerita banyak tentang;
Tentang pahit manis kehidupan
Tentang lembar-lembar yang dilayangkan
Tentang Penolakan
Tentang keringat dan air mata
Hingga tentang diri yang masih belum ketemu jati
Tapi pesan ibu selalu menenangkan,
"Hidup harus berani dan yakin"
Kalimat remeh-temeh yang berhasil menghidupkan kembali api semangat yang mulai redup
Sederas ombak doa-doa yang aku langitkan
Setegar karang usaha yang terus aku lakukan
Masih dalam pangkuan, aku meredam diri dengan merapal beberapa ingatan
Melawan kehidupan dalam eratnya pelukan
Raga yang hampir tumbang akibat paksaan keadaan
Diriku bertanya dengan pelan, "Inikah bentuk keadilan?"
Komentar
Posting Komentar