[Tempat Pulang]
Tempat tinggalnya ramai.
Penuh keluh, penuh kesah.
Penuh keluh, penuh kesah.
Semua egois, semua berbicara, tak ada yang ingin mendengar.
Diputuskannya keluar.
"Pasti ada tempat", pikirnya.
Salah besar, ini jalan buntu.
Pusing bukan kepalang.
Beban diatas pundaknya memaksa duduk.
Eh kok jadi meringkuk, nangis?
Entah kemana lagi harus mengadu, dia lupa Tuhannya sudah menunggu.
Tak sabaran, maunya instan.
Padahal sesuatu yang besar sedang dipersiapkan, tapi ya gitu.
Sedihmu tak pernah dilarang, menyerahnya nanti dulu, ya?
Oh bangkit, kemana?
"Mau bicara sama Tuhan", katanya.
Akhirnya, pilihan yang tepat.
Teringat sesuatu, ternyata tadi salah arah, dia lupa, yang kanan kan tidak buntu.
Terlalu cepat, bukan dipikirkan dulu.
Udah? udah.
Tuhan bilang apa?
Selamat datang dirumah, sayang.

Komentar
Posting Komentar