Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

[Ga tau, lagi pen nulis aja pt. 1]

Gambar
Dia punya kebiasaan yang sekarang jadi kebiasaan saya, berhenti di fly over . Dulu, setiap mau pulang dan melewati fly over , dia pasti berhenti, entah itu siang atau malam, dia selalu berhenti walaupun cuma beberapa menit. Dicagakkannya motor matic sejuta cerita itu lalu turun menepi tanpa membuka helm.  " Kenapa sih? Kurang kerjaan, lagian bahaya juga lho " Perkataan saya sama sekali tidak di gubris. Dia hanya tersenyum lalu di ulurkannya tangannya perlahan untuk memegang pagar besi pembatas fly over itu, bahaya sekali sebenarnya karena masih jelas terasa getaran ketika truk gandeng lewat. Dengan mata yang masih lurus kedepan, dia bilang,  " Bebas, kamu bisa ngeliati orang-orang tanpa orang itu tau kalo lagi diliatin " Iya juga, saya pikir. Belum selesai lalu dia menatap saya dan melanjutkan kalimatnya, ini kalimat yang akan selalu saya ingat,  " Kamu tau ga? Jalanan selalu ramai, entah itu motor, mobil, angkot, truk, becak, sepeda sampai y...

[Tempat Pulang]

Gambar
  Tempat tinggalnya ramai. Penuh keluh, penuh kesah. Semua egois, semua berbicara, tak ada yang ingin mendengar. Diputuskannya keluar. "Pasti ada tempat", pikirnya. Salah besar, ini jalan buntu. Pusing bukan kepalang. Beban diatas pundaknya memaksa duduk. Eh kok jadi meringkuk, nangis? Entah kemana lagi harus mengadu, dia lupa Tuhannya sudah menunggu. Tak sabaran, maunya instan. Padahal sesuatu yang besar sedang dipersiapkan, tapi ya gitu. Sedihmu tak pernah dilarang, menyerahnya nanti dulu, ya? Oh bangkit, kemana? "Mau bicara sama Tuhan", katanya. Akhirnya, pilihan yang tepat. Teringat sesuatu, ternyata tadi salah arah, dia lupa, yang kanan kan tidak buntu. Terlalu cepat, bukan dipikirkan dulu. Udah? udah.  Tuhan bilang apa? Selamat datang dirumah, sayang.